Kabar Medik
  • Beranda
  • Covid-19
  • Info BPJS Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Tanya Dokter
What's Hot

Jenis Olahraga yang Bisa Dilakukan di Malam Hari

14 July 2022

Iuran Kelas Standar BPJS Kesehatan yang Berlaku Per 14 Juli 2022

14 July 2022

Ternyata Bakteri Daging Bisa Mengancam Nyawa

10 July 2022
Facebook Twitter Instagram
Kabar Medik
  • Beranda
  • Covid-19
  • Info BPJS Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Tanya Dokter
Facebook Twitter Instagram
Kabar Medik
Home»Health»Apa itu gagap dan Bisakah Disembuhkan?

Apa itu gagap dan Bisakah Disembuhkan?

  • KabarMedik
  • December 3, 2021
  • 4:40 pm

Kabarmedik.com – Pernahkah Anda menemui seseorang yang berbicara gagap? Kondisi ini ternyata cukup umum terjadi di masyarakat. Biasanya, gagap sudah menunjukkan gejalanya sejak masih kanak-kanak. Gagap pada anak yang tidak segera diatasi dapat berlanjut hingga dewasa. Oleh sebab itu, penanganan sejak dini sangatlah penting. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan berikut.

 

Apa itu gagap?

Menurut situs The Stuttering Foundation, gagap adalah gangguan bicara yang membuat suku kata atau kata-kata diulang atau diucapkan secara berkepanjangan sehingga mengganggu aliran bicara yang normal. Gangguan bicara ini dapat disertai dengan perilaku berulang, seperti kedipan mata yang cepat dan bibir bergetar. Kondisi ini dapat membuat komunikasi dengan orang lain menjadi sulit sehingga memengaruhi aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup. Bila mengalami gangguan bicara ini, mereka mungkin tahu apa yang ingin dikatakan, tetapi kesulitan untuk mengucapkannya.

Sebagai contoh, mereka dapat mengulangi atau menyebutkan suatu kata, suku kata, atau kalimat dengan lambat. Seseorang dengan gagal bisa pula dengan berhenti di tengah pembicaraan dan tidak bersuara pada suku kata tertentu. Bukan hanya tidak lancar berbicara, gagap juga meliputi perasaan tegang yang dialami saat berbicara dengan orang lain.

Jadi, ia memilih untuk tidak berbicara dengan orang lain atau menghindari pengucapan kalimat-kalimat tertentu.

Seberapa umum kondisi ini terjadi?

Menurut The Stuttering Foundation, sekitar 70 juta orang mengalami gagap, yaitu sekitar 1% dari seluruh penduduk di seluruh dunia. Kondisi ini lebih sering terjadi pada laki-laki, yaitu sekitar 4 kali lipat lebih banyak dibandingkan perempuan.

Selain itu, kondisi ini biasanya menimpa anak-anak. Sekitar 5 dari 100 anak mungkin mengalami masa gagap yang berlangsung selama 6 bulan atau lebih. Umumnya, kondisi ini merupakan tahapan yang normal saat ia belajar berbicara, terutama bila kemampuan bicara dan berbahasa anak belum cukup berkembang.

Seiring bertambahnya usia, kebanyakan anak akan sembuh dengan sendirinya. Namun, sekitar 1 dari 100 gagap pada anak dapat terus berlanjut hingga dewasa. Oleh sebab itu, melakukan penanganan sejak usia dini adalah langkah yang terbaik.

Apa saja tanda-tanda dan gejala gagap?

Gagap pada anak maupun pada orang dewasa, umumnya ditandai dengan gejala-gejala berikut.

  • Kesulitan memulai suatu kata atau kalimat.
  • Memperlambat suatu kata atau suara dari kata-kata.
  • Pengulangan suara, suku kata, atau kata, misalnya “e-e-enak”, atau “apa-apa-apa”.
  • Jeda untuk suku kata tertentu atau jeda pada suatu kata.
  • Penambahan kata-kata seperti “um” apabila kesulitan melanjutkan kata-kata.
  • Tekanan, ketegangan, atau pergerakan berlebih pada bagian atas wajah.
  • Gelisah saat berbicara.
  • Keterbatasan dalam berkomunikasi secara efektif.

Gangguan bicara juga dapat disertai dengan:

  • kedipan mata yang cepat,
  • bibir atau rahang bergetar,
  • wajah kaku, dan
  • tangan mengepal.

Kondisi ini bisa memburuk saat merasa senang, lelah, atau stres.

Ini bisa pula membuat anak tidak percaya diri, terburu-buru, dan tertekan. Situasi seperti berbicara di depan umum atau di telepon mungkin juga sulit dilakukan. Mengutip Mayo Clinic, sebaiknya segera menghubungi dokter bila Anda menemukan gejala-gejala berikut ini.

  • Gangguan bicara berlangsung lebih dari 6 bulan.
  • Bersamaan dengan gangguan bicara atau bahasa lain.
  • Gagap menjadi lebih sering atau berlanjut hingga dewasa.
  • Terjadi dengan pengencangan otot atau kesulitan berbicara.
  • Memengaruhi kemampuan berkomunikasi di sekolah, pekerjaan, atau interaksi sosial.
  • Menyebabkan kecemasan atau masalah emosional, seperti ketakutan atau menghindar dari situasi yang memerlukan bicara.
  • Gagap dimulai saat sudah dewasa.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah ke dokter.

 

Apa penyebab gagap?

Para peneliti masih mempelajari tentang penyebab gagap, baik yang terjadi sejak masih kecil ataupun yang baru muncul saat usia dewasa. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor.

Pada umumnya, penyebab gagap yang tidak kunjung hilang meliputi hal-hal berikut.

  1. Gangguan perkembangan motorik

Terdapat sejumlah penelitian medis yang menyatakan bahwa gagap disebabkan oleh adanya kesulitan pada kendali motorik bicara, seperti koordinasi waktu, sensorik, dan motorik. Gagap pada anak mungkin disebabkan oleh masalah tumbuh kembangnya.

  1. Faktor genetik

Gagap pada anak atau orang dewasa juga bisa saja disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya terdapat kelainan genetik pada pusat bahasa di otak.

  1. Adanya penyakit yang menyerang otak

Beberapa penyakit yang menyerang otak juga dapat menyebabkan seseorang menjadi gagap. Misalnya, terkena stroke atau mengalami cedera yang melukai otak.

 

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami gagap

  • Gagap bisa saja disebabkan oleh salah satu dari hal-hal yang disebutkan di atas. Selain itu, seseorang mungkin lebih berisiko mengalami gagap yang berkelanjutan bila mengalami kondisi berikut.
  • Memiliki keluarga atau kerabat yang juga mengalami hal yang sama sejak kecil hingga dewasa.
  • Berjenis kelamin laki-laki.
  • Kesulitan bicara baru dimulai saat anak berusia 3,5 tahun atau lebih.
  • Anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang secara umum.
  • Mengalami stres atau tekanan berlebihan dari orang di sekitar.

 

Bagaimana mendiagnosa kondisi ini?

Untuk mendiagnosa kondisi gagap pada anak, dokter akan menanyakan sejumlah pertanyaan terkait tumbuh kembang anak serta sejumlah melakukan sejumlah pemeriksaan lainnya. Beberapa langkah yang mungkin dilakukan yaitu sebagai berikut.

  • Meminta anak membaca atau berbicara dengan suara yang lantang.
  • Merekam saat anak berbicara atau melihat pola bicara anak.
  • Melakukan pemeriksaan fisik dan tes lain yang diperlukan seperti tes pendengaran.

Sementara itu, pemeriksaan untuk mendiagnosa gagap yang baru muncul saat dewasa biasanya cenderung berbeda. Ini karena kesulitan bicara yang baru terjadi saat sudah dewasa paling sering disebabkan oleh cedera atau masalah kesehatan tertentu, seperti stroke.

Kondisi ini bisa pula karena trauma emosional yang parah. Oleh karena itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan beberapa pertanyaan, melihat, dan mendengarkan cara Anda berbicara.

Bagaimana penanganan untuk gagap?

Perawatan untuk kondisi ini sering kali meliputi konseling psikologi dan terapi wicara. Tujuan utama perawatannya adalah untuk membantu belajar bicara selancar mungkin. Selain itu, Anda perlu memahami bahwa setiap orang mungkin mengalami kondisi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, metode yang mungkin efektif pada seseorang belum tentu efektif pada orang lain.

Untuk mengatasi gagap pada anak maupun orang dewasa, ada beberapa pilihan metode yang dapat Anda lakukan, yaitu sebagai berikut.

  1. Terapi berbicara

Dengan terapi khusus seperti terapi wicara, penderita gagap akan diajarkan untuk memperlambat bicara dan menyadari saat ia tergagap. Awalnya, anak akan diminta untuk bicara dengan sangat perlahan dan hati-hati. Kemudian seiringnya waktu, kecepatan bicara akan ditingkatkan hingga terbiasa dengan pola bicara yang lebih wajar.

  1. Menggunakan bantuan alat

Ada beberapa beberapa perangkat elektronik yang dapat membantu meningkatkan kelancaran berbicara. Alat ini biasanya digunakan sehari-hari dengan cara dipasang di telinga. Fungsinya untuk membantu agar berbicara lebih lambat dan melatih untuk mendengar perkataan sendiri.

Mintalah saran dokter atau terapis untuk memilih alat yang paling cocok untuk digunakan.

  1. Terapi perilaku kognitif (CBT)

Untuk mengatasi gagap, terutama pada anak, dapat dilakukan dengan menjalani terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy). Terapi ini dapat membantu mengubah cara berpikir yang dapat memperburuk gagap.b Terapi ini juga dapat membantu mengatasi stres, kecemasan, atau masalah kepercayaan diri yang diakibatkan oleh gagap.

 

 

 

 

 

Sumber : hellosehat.com

Post Views: 225
PrevSebelumnyaBerapa Lama Masa Hidup Sperma di Luar Tubuh Setelah Ejakulasi?
SelanjutnyaIni Mitos yang Dipercaya Agar Cepat Hamil, Benarkah?Next
Rubrik ini diasuh oleh dr. Liza Fathia. Bagi yang ingin berkonsultasi, baik tengtang kesehatan fisik dan psikis, dapat mengirimkan pertanyaan melalui form dibawah ini.

"Setiap informasi dan data yang anda berikan menjadi kerahasiaan pasien sesuai dengan undang-undang yang berlaku."

Ingin Berkonsultasi?

Informasi Lainnya
  • Jenis Olahraga yang Bisa Dilakukan di Malam Hari
  • Iuran Kelas Standar BPJS Kesehatan yang Berlaku Per 14 Juli 2022
  • Ternyata Bakteri Daging Bisa Mengancam Nyawa
  • Menyimpan Daging yang Benar agar Tahan Lama
  • Kenali Penyebab Jerawat di Payudara
Gaya Hidup

Jenis Olahraga yang Bisa Dilakukan di Malam Hari

Kabarmedik.com – Kini olahraga tak hanya dilakukan pada saat pagi hari atau sore hari, olahraga juga bisa dilakukan pada saat malam hari. Olahraga di malam

Selengkapnya »
14 July 2022
Berita

Iuran Kelas Standar BPJS Kesehatan yang Berlaku Per 14 Juli 2022

Kabarmedik.com – Iuran BPJS Kesehatan masih belum berubah meski uji coba penghapusan kelas BPJS Kesehatan mulai dilakukan 1 Juli 2022. Kelas-kelas tersebut digantikan ke Kelas

Selengkapnya »
14 July 2022
Anda mungkin pernah mendengar istilah ‘bakteri pemakan daging’. Bakteri ini dapat memicu infeksi berbahaya pada luka yang mungkin terlihat ringan, seperti luka sayatan atau gigitan serangga. Bila tidak segera ditangani, bakteri ini dapat menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian.
Berita

Ternyata Bakteri Daging Bisa Mengancam Nyawa

Kabarmedik.com – Meski disebut sebagai bakteri pemakan daging, sebenarnya bakteri ini tidak benar-benar memakan daging atau otot. Namun, bakteri ini dapat melepaskan racun yang merusak

Selengkapnya »
10 July 2022
Tentang Kami
Tentang Kami

KabarMedic.com merupakan media online yang menyajikan informasi dunia kesehatan untuk membantu memberikan solusi kesehatan kamu dan keluarga.

Kami menerima segala bentuk kerjasama berdasarkan kesepakatan keduabelah pihak.

Hubungi kami di: kabarmedik@gmail.com
Kontact: +62

Our Picks
Ads
Facebook Twitter Instagram
  • Tentang Kami
  • Events
  • Tim Kami
  • Iklan
  • Jobs
  • Alamat Kami
© 2022 KabarMedik.Com: Informasi Medis Terkini Manajemen Aceh Satu.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.