Kabarmedik.com – Perkawinan sedarah atau incest adalah konsep yang secara universal dianggap tabu dan pantang dilakukan. Artinya, incest dipandang sebagai hal yang tidak layak baik dari sudut pandang psikologis, biologis, budaya, hingga agama.
Sejak dulu, secara alami makhluk hidup sudah membentuk mekanisme menolak konsep incest atau perkawinan sedarah. Bahkan hewan dan tumbuhan pun punya mekanisme ini. Mereka memiliki cara tersendiri agar pembuahan atau reproduksi tidak bisa terjadi pada sesama makhluk hidup yang berhubungan darah. Perkawinan sedarah yang dianggap asing ini adalah first-degree relatives. Artinya pernikahan dengan orang-orang yang nyaris separuh gennya mirip, seperti orangtua, anak, atau kakak adik kandung yang menikah satu sama lain.
Bahaya Perkawinan Sedarah Atau Incest
Bahaya paling nyata dari perkawinan sedarah adalah meningkatnya risiko memiliki keturunan yang lahir dalam kondisi cacat. Bahkan, kemungkinan memiliki keturunan cacat ini mencapai 50%, angka yang tidak bisa diremehkan. Tidak jarang ada kasus keturunan perkawinan sedarah yang mengalami kematian di usia sangat dini hingga mengalami gangguan mental cukup parah.

Belum lagi kelainan yang cukup mengerikan dan dapat terjadi pada keturunan yang lahir dari perkawinan sedarah. Sebut saja rahang lebih panjang, tengkorak belakang memanjang, hingga jari menyatu layaknya unggas. Beberapa penyakit yang mungkin terjadi pada anak hasil hubungan incest atau perkawinan sedarah di antaranya:
- Albinisme
- Fibrosis sistik
- Hemofilia
- Infertilitas
- Cacat lahir
- Berat badan lahir rendah
- Masalah jantung
- Kematian neonatal
- Defisit intelektual
Namun bukan berarti orang-orang yang menderita penyakit di atas sudah pasti merupakan hasil perkawinan sedarah.
Bahaya perkawinan sedarah yang juga menarik untuk digarisbawahi adalah kurangnya variasi DNA. Jelas, ketika pernikahan terjadi antara saudara kandung artinya DNA mereka cenderung serupa dan tidak bervariasi.
Rupanya, kondisi ini dapat menyebabkan sistem imun menjadi semakin lemah. Apalagi, sistem kekebalan tubuh manusia sangat ditentukan sekelompok gen penangkal penyakit dari DNA yang disebut Major Histocompatibility Complex (MHC).
MHC bisa bekerja maksimal dalam menangkal penyakit apabila ada tipe alel (gen dengan lokus) yang beragam. Banyaknya alel ini membantu MHC mengenali zat asing yang masuk ke tubuh. Ketika perkawinan sedarah terjadi dan menghasilkan keturunan, maka MHC tidak akan bisa bekerja optimal. Tubuh tak bisa mengenali zat asing dan berbahaya dengan baik. Konsekuensinya, orang tersebut rentan jatuh sakit.
Sumber : sehatq.com