Kabarmedik.com – Menopause adalah fase alamiah yang terjadi ketika seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi, setidaknya selama 12 bulan. Dengan kata lain, wanita menopause akan mengalami penurunan kesuburan sehingga tidak lagi mengalami haid maupun hamil. Namun, bisakah wanita menopause subur kembali dan mengalami kehamilan?
Apakah wanita menopause bisa hamil?
Menopause biasanya terjadi pada akhir usia 40 tahun hingga awal usia 50 tahun. Beberapa wanita mungkin mengalami menopause dini karena berbagai hal, termasuk mereka yang menjalani operasi pengangkatan ovarium
Pada fase ini, ovarium tidak lagi melepaskan sel telur dan pengeluaran hormon seksual pun berkurang. Hal inilah yang menyebabkan hilangnya kesuburan pada wanita, serta terhentinya proses menstruasi dan kehamilan.
Tangkap Ikan di Perairan Tradisional Nelayan Simeulue, Nelayan Pulau Banyak Didenda 2 Ekor Kerbau
Beberapa wanita mungkin ragu dan mempertanyakan apakah wanita menopause bisa hamil dan subur kembali? Jawabannya tidak. Ya, wanita yang telah menopause, yakni tidak mengalami menstruasi selama 1 tahun penuh, tidak bisa hamil atau subur kembali.
Namun, ada beberapa beberapa alasan wanita yang dikira sudah menopause hamil kembali.
- Masih berada di fase perimenopause
Sebelum memasuki fase menopause, Anda akan berada pada masa transisi atau disebut dengan perimenopause. Ini adalah fase transisi sebelum Anda benar-benar menopause.
Pada fase ini Anda mungkin sudah mengalami gejala menopause dengan periode haid yang jarang, tapi belum sepenuhnya terhenti dalam 1 tahun berturut-turut. Ini terjadi karena ovarium secara bertahap mulai menghasilkan sedikit hormon estrogen.
Fase perimenopause biasanya dimulai 8-10 tahun sebelum menopause, yakni di usia sekitar 40 tahun atau 30 tahun. Pada fase inilah beberapa wanita mungkin menyangka dirinya sudah mengalami menopause, padahal belum. Mereka masih terbilang subur dan masih bisa hamil. Kemungkinan besar, jika Anda mengira sudah menopause tapi ternyata hamil, bisa jadi Anda sebenarnya sedang dalam tahap perimenopause, bukan menopause.
- Adanya gangguan menstruasi
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, beberapa wanita mungkin mengira telah mengalami menopause karena timbul gejala menopause, seperti terhentinya haid secara tiba-tiba. Padahal, ini bisa terjadi karena adanya gangguan menstruasi, seperti:
-
- Amenore sekunder (haid terhenti selama beberapa waktu)
- Oligomenore (haid jarang terjadi)
Gangguan menstruasi tersebut memiliki gejala yang mirip dengan gejala menopause. Pada kondisi ini, wanita masih subur dan bisa hamil. Inilah yang membuat wanita mengira telah menopause tapi ternyata masih bisa hamil.
- Program bayi tabung
Wanita menopause masih mungkin hamil dengan bantuan program bayi tabung. Meskipun berisiko tinggi, prosedur ini terbukti berhasil.
Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) adalah program kehamilan yang pembuahannya terjadi di luar rahim. Dengan kata lain, sel telur dan sel sperma dipertemukan di laboratorium.
Pada wanita menopause atau pascamenopause, biasanya sel telur sudah tidak layak. Akan tetapi, umumnya prosedur bayi tabung tetap dapat dilakukan karena sel telur telah diambil sebelum menopause terjadi. Sel telur ini kemudian dibekukan dan disimpan, sampai tiba waktunya dikembalikan ke dalam rahim.
Selain itu, wanita menopause yang melakukan IVF juga perlu memerlukan terapi hormon sebagai persiapan sebelum proses bayi tabung dilakukan.
- Pemberian plasma dan hormon pada menopause dini
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh UC San Diego Health menyatakan bahwa pemberian plasma kaya trombosit dan hormon gonadotropin bisa mengembalikan kesuburan dan memungkinkan terjadinya kehamilan pada wanita yang mengalami menopause dini.
Dalam publikasi tersebut, plasma kaya trombosit dan hormon gonadotropin diketahui dapat merangsang terjadinya ovulasi sehingga memungkinkan kehamilan terjadi.
Namun, perlu penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih luas untuk mampu memastikan keamanan dan keampuhan metode pengobatan ini.
Cara mencegah kehamilan saat menopause
Mengingat gejala mirip menopause bisa terjadi saat Anda masih dalam masa subur, seperti di masa perimenopause atau akibat gangguan haid tertentu, cara terbaik mencegah kehamilan adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Penggunaan kontrasepsi ini bisa Anda lakukan sampai status menopause Anda benar-benar terkonfirmasi, yakni selama 12 bulan berturut-turut tidak mengalami haid. The North American Menopause Society merekomendasikan beberapa alat kontrasepsi yang efektif, aman dan tepat sampai Anda benar-benar mengalami menopause, antara lain:
- Kontrasepsi hormonal oral, seperti pil progestogen atau kombinasi estrogen-progestogen
- Kontrasepsi hormonal non-oral, seperti suntikan atau cincin vagina
- Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) dengan atau tanpa hormon
- Sterilisasi atau vasektomi
- Alat pengaman seperti kondom
Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter terkait alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi Anda.
Sumber : sehatq.com