Kabarmedik – Pemilihan jenis kontrasepsi perlu dipertimbangkan berdasarkan beragam faktor, termasuk juga usia, postur tubuh, kondisi kesehatan secara umum, juga rencana kehamilan kembali di masa mendatang. Pil KB ada 2 jenisnya, ada yang mengandung hormon estrogen dan progesteron sintetik, ada pula yang hanya mengandung hormon proegesteron sintetik.
Menurut beragam literatur, penggunaan pil KB berpotensi memicu atau memperberat hipertensi (tekanan darah mencapai lebih dari 120/80 mmHg), terutama karena kandungan hormon progesteron sintetiknya. Karenanya, konsumsinya pada penderita hipertensi wajib dilakukan di bawah pengawasan dokter. Pada kondisi ini, pil KB sebaiknya hanya digunakan apabila:
- Hipertensi terkontrol dengan baik
- Usia kurang dari 45 tahun
- Tidak memiliki riwayat penyakit lain, contohnya gangguan fungsi hati, gangguan kantung atau saluran empedu, gangguan metabolik, gangguan pembekuan darah, atau keganasan yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon
Akan tetapi, sebagaimana konsumsinya, penghentian konsumsi pil KB pun tidak boleh dilakukan sembarangan. Saran kami, Anda periksakan langsung kondisi Anda ke dokter atau dokter spesialis kandungan supaya diberikan solusi yang tepat untuk dilakukan, termasuk misalnya jika Anda perlu beralih ke metode kontrasepsi lainnya. Bisa juga, Anda akan dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam agar hipertensi Anda bisa dievaluasi penyebabnya dan diberikan tatalaksana terbaik.
Baca juga: Security PT Nawakara Medco E&P Malaka Kembali Santuni Yatim Piatu
Untuk saat ini, guna mencegah kehamilan, lebih aman bagi Anda menggunakan dulu kontrasepsi non-hormonal, contohnya kondom atau diafragma. Tidak hanya itu, kontrol juga hipertensi Anda dengan rutin berolahraga, batasi konsumsi makanan tinggi garam dan lemak, perbanyak makan buah, sayuran, biji-bijian utuh, serta yang mengandung kaya kalium dan antioksidan. Hindari sembarangan minum obat, termasuk obat antihipertensi, tanpa periksa dulu ke dokter. Semoga membantu.