Kabarmedik.com – Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare berair disertai darah atau lendir. Berbeda dengan diare biasa, disentri dapat menyebabkan diare parah sehingga perlu ditangani di rumah sakit.
Empat Pelaku Perampokan Toko Pakaian di Aceh Timur Diciduk, Polisi Buru Otak Utama
Disentri disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit. Kondisi ini sangat menular dan dapat menyebabkan penyakit yang berat. Selain itu, komplikasi yang dapat muncul akibat disentri tidak terbatas di sistem pencernaan saja, tetapi juga bisa berdampak luas.
Oleh karena itu, penderita disentri harus mendapatkan penanganan yang tepat sejak dini. Namun, akan lebih baik lagi jika penyebab dan faktor risiko terjadinya disentri bisa diketahui sehingga penyakit ini bisa dicegah.
Penyebab Disentri
Berdasarkan penyebabnya, disentri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
- Disentri bakteri, yaitu disentri yang disebabkan oleh infeksi bakteri
- Disentri ameba, yaitu disentri akibat infeksi parasit ameba
Disentri umumnya terjadi di lingkungan dengan sanitasi yang buruk, misalnya area yang kekurangan air bersih dan area dengan sistem pembuangan limbah rumah tangga yang tidak layak.
Penyebaran disentri terjadi akibat kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan diri, misalnya tidak mencuci tangan setelah dari toilet atau sebelum makan.
Gejala Disentri
Disentri umumnya berlangsung selama 3–7 hari dan ditandai dengan gejala berikut:
- Diare berisi air, yang bisa disertai darah atau lendir
- Kram perut
- Mual dan muntah
- Demam
Baca Juga : Pusat Riset Pendidikan Gelar Pelatihan Karya Tulis Ilmiah
Pengobatan Disentri
Tidak semua kasus disentri memerlukan penanganan dari dokter. Disentri bakteri ringan umumnya bisa sembuh tanpa pengobatan dalam 3–7 hari. Penanganannya cukup dengan istirahat dan menjaga asupan cairan tubuh.
Sementara, disentri yang parah dapat ditangani dengan obat-obatan untuk meredakan gejala dan membunuh kuman penyebab infeksi. Pasien juga mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan cairan yang cukup.
Beberapa jenis obat yang digunakan untuk meredakan gejala adalah bismuth subsalisilat dan paracetamol. Sedangkan, obat untuk membunuh penyebab infeksi adalah antibiotik, seperti ciprofloxacin dan metronidazole.
Sumber : alodokter