Kabarmedik.com – Sebagian besar masyarakat Indonesia barangkali sudah tidak asing lagi dengan buah terong. Manfaat terong sudah dirasakan manusia sejak lama. Buah ungu yang satu ini kerap dijadikan bahan masakan dan diolah dengan berbagai cara, mulai dari digorong, disayur, dijadikan sambal, atau sekadar pelengkap lalapan. Buah yang banyak tumbuh di negara beriklim tropis dan subtropis, seperti Asia Tenggara dan Afrika Selatan ini mengandung banyak nutrisi yang baik untuk kesehatan. Adapun kandungan gizi pada buah terong di antaranya:
- Air: 92,3 gram (g)
- Protein: 0,98 g
- Energi: 25
- kalori (Kal)
- Lemak: 0,18 g
- Serat: 3 g
- Karbohidrat: 5,88 g
- Kalsium: 9 miligram (mg)
- Zat besi: 0,23 mg
- Fosfor: 24 mg
- Magnesium: 14 mg
- Seng: 0,16 mg
- Kalium: 2 mg
- Vitamin C: 2,2 mg
- Beta karoten: 14 mikrogram (mcg)
- Folat: 22 mcg
- Lutein + zeaxanthin: 36 mcg
Satu porsi terong dapat memenuhi setidaknya 5% dari kebutuhan harian seseorang akan serat, tembaga, mangan, B-6, dan tiamin. Selain itu, terong merupakan sumber senyawa fenolik yang berperan sebagai antioksidan. Antioksidan adalah molekul yang membantu tubuh menangkal radikal bebas atau molekul tidak stabil yang dapat merusak sel jika menumpuk dalam jumlah besar. Makanan yang mengandung antioksidan dapat membantu mencegah berbagai penyakit.
Manfaat Terong untuk Kesehatan
\Mengutip Medical News Today dan beberapa sumber terkait lainnya, berikut manfaat buah terong untuk kesehatan:
- Menjaga Kesehatan jantung
- Anti Kanker
- Menjaga kolesterol darah
- Sebagai Fungsi kognitif
- Menjaga berat badan
- Untuk Kesehatan Mata
Risiko dan Bahaya Mengonsumsi Buah Terong
Nasunin dalam terong, mengikat zat besi dan mengeluarkannya dari sel. Proses yang dikenal sebagai kelasi besi ini mungkin berguna bagi orang-orang yang memiliki terlalu banyak zat besi dalam tubuh mereka. Sementara, bagi orang dengan kadar zat besi rendah sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung nasunin. Selain itu, terong mengandung alkaloid, termasuk solanin, yang bisa menjadi racun. Solanin melindungi tanaman ini saat mereka masih berkembang.
Makan daun atau umbi tanaman ini dapat menyebabkan gejala seperti terbakar di tenggorokan, mual dan muntah, dan aritmia jantung. Reaksinya bisa berakibat fatal. Orang biasanya berisiko menelan solanin paling banyak jika mereka makan kentang yang telah berubah warna menjadi hijau. Sementara itu, terong mengandung sejumlah kecil solanin, jika mengonsumsinya dalam jumlah rendah hingga sedang hal ini tidak menyebabkan efek yang signifikan. Dalam kasus yang jarang terjadi, satu atau lebih senyawa dapat memicu reaksi alergi. Penyebab utama tampaknya adalah protein transfer lipid dalam tanaman.
Gejala reaksi bisa termasuk gatal-gatal, bengkak, dan kesulitan bernapas. Siapa pun yang mengalami gejala ini harus segera mendapat pertolongan medis, sebab ada kemungkinan mereka akan mengalami anafilaksis, reaksi alergi yang dapat mengancam nyawa. Adapun gejalanya yakni ruam kulit, mual, muntah, kesulitan bernapas, dan syok. Terong juga mengandung oksalat, meskipun jumlahnya sedikit. Oksalat dapat berkontribusi pada pembentukan batu ginjal terhadap beberapa orang yang lebih rentan menyerap oksalat. Tanpa pengobatan, batu ginjal dapat menyebabkan cedera ginjal akut. Makanan yang mengandung oksalat, seperti terong, barangkali tidak cocok untuk orang yang rentan terhadap batu ginjal. Siapapun dengan kondisi ini harus membatasi asupan makanan yang mengandung oksalat atau berkonsultasi dengan dokter.
Memilih Terong yang Sehat
Terong harus keras dan agak berat, dengan kulit halus, mengkilap dan rona ungu yang intens. Hindari buah terong yang tampak layu, memar, atau berubah warna. Saat memotong terong, gunakan pisau stainless steel untuk mencegah reaksi fitokimia yang dapat menyebabkan terong menjadi hitam.
Sumber : Katadata.co.id