Kabarmedik.com – Gigi berlubang umumnya diawali oleh adanya plak pada mulut. Plak berasal dari sisa makanan yang mengandung gula, seperti roti, sereal, susu, minuman ringan, buah, kue, atau permen, yang kemudian diubah oleh bakteri alami dalam mulut menjadi asam. Kombinasi antara bakteri, asam, sisa makanan yang ada di mulut, dan air liur, akan membentuk plak yang melekat pada gigi. Asam yang terdapat dalam plak secara perlahan mengikis lapisan-lapisan gigi, hingga membentuk lubang pada gigi. Selain itu, gigi berlubang juga dapat dipicu oleh beberapa faktor lain, seperti:
- Tidak menggunakan pasta gigi mengandung fluoride, yaitu senyawa yang umumnya terkandung dalam pasta gigi, yang berfungsi untuk merawat kesehatan serta mencegah kerusakan pada gigi.
- Terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman yang manis atau asam.
- Mulut kering.
- Mengidap gangguan makan (misalnya, anoreksia atau bulimia) dan penyakit refluks asam lambung.
- Pertambahan usia
- Penggunaan rutin obat-obatan, suplemen, vitamin, atau produk herba yang mengandung gula
- Jarang menyikat atau membersihkan gigi.
Banjir Juga Landa Bener Meriah, Akses Jalan Lintas KKA Sempat Terputus
Faktor Risiko Gigi Berlubang
Pola makan yang tidak sehat, seperti sering mengonsumsi makanan atau minuman yang manis dan asam atau bersoda tanpa menjaga kebersihan rongga mulut dengan baik, dan teratur akan meningkatkan terjadinya lubang pada gigi.
Diagnosis Gigi Berlubang
- Pemeriksaan biasanya diawali dengan sesi tanya jawab, terutama seputar gejala yang dialami oleh pengidap. Dokter gigi kemudian akan melihat kondisi mulut dan gigi, lalu menyentuh gigi dengan alat khusus untuk memeriksa area yang lunak akibat adanya kerusakan gigi.
- Rontgen gigi juga dapat digunakan untuk memeriksa kondisi gigi. Foto rontgen dapat menunjukan kerusakan yang terjadi dalam gigi, meskipun kerusakan belum terlihat dengan mata.
Pengobatan dan Efek Samping Gigi Berlubang
Pengobatan pada gigi yang berlubang tergantung dari tingkat keparahannya. Ada beberapa cara dalam mengobatinya, meliputi:
Penambalan
Jika lubang gigi masih kecil dan tidak dalam, bisa langsung segera dilakukan penambalan.
Perawatan Saluran Akar
- Jika lubang gigi sudah besar dan dalam hingga mencapai saluran akar, dokter gigi akan melakukan perawatan saluran akar terlebih dahulu. Caranya dengan mengeluarkan jaringan saraf dan pembuluh darah yang membusuk.
- Saat saluran akar telah dibersihkan dari jaringan saraf dan pembuluh darah yang busuk, selanjutnya saluran akan diisi dengan obat. Setelah itu, gigi akan di tambal. Atau bisa juga dibuatkan restorasi atau mahkota di atasnya.
Pembuatan Mahkota
Jika kerusakan gigi sudah parah hingga meninggalkan sisa mahkota yang sedikit, pengobatan bisa dengan melakukan pembuatan mahkota gigi.
BACA JUGA : Diduga Arus Pendek Listrik, Satu Rumah di Lhokseumawe Terbakar
Pencabutan
Pencabutan adalah langkah terakhir yang dapat dilakukan. Ini biasanya diperlukan apabila gigi yang berlubang sudah terlampau parah, sehingga tidak bisa dilakukan perawatan lainnya. Beberapa komplikasi dapat timbul karena adanya gigi berlubang. Risiko tersebut, meliputi:
- Kesulitan mengunyah makanan.
- Abses gigi yang kemudian dapat memicu komplikasi penyakit berbahaya, seperti sepsis.
- Nyeri gigi yang berlangsung terus-menerus.
- Gigi patah atau tanggal.
Pencegahan Gigi Berlubang
Untuk mencegah gigi agar tidak mudah berlubang, lakukan beberapa hal di bawah ini, yaitu:
- Sikat gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
- Menggunakan teknik menggosok gigi dengan cara yang benar.
- Jangan lupa untuk selalu membersihkan sela-sela gigi setiap hari dengan menggunakan dental floss. Hindari menggunakan tusuk gigi.
- Berdiskusi dengan dokter gigi untuk mendapatkan perawatan fluoride tambahan.
- Makan-makanan yang bergizi dan seimbang.
- Kurangi asupan camilan yang mengandung gula tinggi.
- Kurangi makanan atau minuman yang bersoda atau yang bersifat asam.
- Perbanyak minum air putih.
- Rutin melakukan kunjungan ke dokter minimal enam bulan sekali.
Sumber : halodoc.com